Jumat, 17 Juni 2011

Pasar Gede (Central Market) Solo



Pasar gede Hardjonagoro merupakan salah satu simbol sejarah Kota Solo yang cikal bakalnya diperkirakan sejak akhir Kerajaan Majapahit. Pada periode tahun 1.400 M terdapat sebuah pasar yang disebut Pasar Candi berlokasi di sekitar Kali Pepe, yakni anak Bengawan Solo yang mengalir di pusat kota. Pasar Candi ini merupakan urat nadi perdagangan hasil bumi seiring dengan majunya lalu lintas perairan di Kali Pepe kala itu. 


Seiiring berjalannya waktu, Pasar Candi berubah menjadi Pasar Oprokan yang digambarkan berupa payung-payung peneduh untuk kegiatan pasar. Masa Pasar Oprokan lewat, berubah menjadi Pasar Lama berbentuk bangunan permanen yang berlangsung pada era Kasunanan. Saat Paku Buwono X naik tahta muncul keinginan untuk merombak pasar lama menjadi pasar yang lebih bagus. 

Rancangan pasar itu kemudian dikerjakan oleh arsitek ternama, Herman Thomas Karsten, dengan mengaplikasikan budaya tradisional Jawa dengan budaya Eropa. Awal berdirinya Pasar Gede merupakan tonggak sejarah pembauran antara etnis Tionghoa dengan etnis Jawa. 


CIRI KHAS BANGUNAN PASAR GEDE 

Bergaya arsitektur tradisional Jawa – Eropa (Kolonial Belanda) 

Budaya Jawa terlihat dari penutup atap berbentuk joglo dan limasan berbahan sirap serta canopy lebar. Budaya kolonial terlihat dari bentuk dinding berukuran tebal dan kolom-kolom yang tegas. Selain itu, tulisan Pasar Gede yang terpampang di pintu masuk bergaya Art Nouveau. 


Simbol pembauran 

Lokasi Pasar Gede berada di dekat China Town dan sebuah Klenteng Vihara Avalokitesvara Tien Kok Sie. Dahulu kala, Pasar Gede menjadi mediator perdagangan bagi masyarakat Belanda – Tionghoa – Pribumi.

~Istalastu~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar